Partikel dengan Segudang Ilmu

By 06.40




Semua pertanyaan selalu berpasangan dengan jawaban.
Untuk keduanya bertemu, yang dibutuhkan cuma waktu

Dalam hidup Zarah selalu banyak pertanyaan yang muncul. Terutama ketika masa-masa ia tinggal di Batu Luhur. Ayahnya, Firas seorang dosen ITB ahli mikologi hidup dengan pemikiran tak biasa bagi masyarakat awam. Ia mencari tentang banyak hal. Mempertanyakan serta dan selalu mengamati fungi(jamur) yang diyakini asal muasal kehidupan ini. Tak takut dan acuh masuk ke Bukit Jambul, sebuah kawasan ‘angker’ yang diyakini tempat ribuan jin berkumpul.

Firas memutuskan tak menyekolahkan Zarah selayaknya bocah seusianya. Ia mengajari Zarah seorang diri. Mengajari struktur otak, homo sapiens, fungi, mikrobiologi, armillaria ostoyae, dan ilmu lainnya, terkecuali agama dan PMP.

Kegilaan Firas terhadap mikologi, Bukit Jambul dan pandangannya yang berbeda, kerap membuatnya disangka gila. Abah dan Umi, kakek nenek Zarah kerap beradu mulut. Pertikaian pun terjadi. Jarak semakin menganga. Hingga suatu ketika, Aisyah, ibu Zarah melahirkan anak ketiga. Suaminya tak ditempat. Terlalu sibuk di Bukit Jambul.

 Aisyah melahirkan bayi tak biasa. Dengan wujud tak sempurna. Dan ramai orang-orang mengatakan itu bayi kutukan setan Bukit Jambul. Keadaanpun semakin kacau. Abah, Umi, Aisyah membenci Firas. Lalu laki-laki itu memilih pergi suatu pagi. Dan meninggalkan empat jurnal penelitian ke Zarah. Jurnal yang dianggap sesat lantas dibakar Aisyah suatu hari.

Kehidupan Zarah berubah. Ia lari. Menembus Bukit Jambul seorang diri hingga tersungkur. Memutuskan masuk sekolah umum dan bertemu Kosoluchukwu Onyemelukwe, gadis Afrika yang mengkhianatinya suatu hari didepan. Zarah memilih menepi di hutan Kalimantan. Hingga pelarian ke Inggris mencari Firas melalui ID kamera yang didapatnya tiba-tiba.

Hebatnya, semua kejadian tersambung mengait.  Tak ada bagian cerita yang mubazir.

Sesak. Penuh. Complicatied novel ini.
Saya membacanya benar-benar tercurah lahir batin. Nggak seperti novel kebanyakan yang bisa dibaca pintas lalu. Membaca seri keempat Supernova ini, saya merasa menelan puluhan buku pintar dari berbagai disiplin ilmu.

Memang kesannya lebay. Tapi memang iya. Baru kali ini saya membaca novel Indonesia sedemikin rumit yang dipenuhi data-data. Bayangkan, di novel ini Dee menjabarkan mikologi, fungi, evolusi manusia, teori Darwin, disleksia, enteogen, orang utan, hutan Kalimantan, dunia photografer, iboga, corp circle, stonehenge, hingga UFO dan alien!

Haduh!

Makanya tidak heran, novel ini diselesaikan Dee dalam kurun waktu 8 tahun. Dee mengaku tak ingin buru-buru dan memaksa lahirnya novel ini tanpa “kekuatan penuh”. Konflik dasar novel ini simple; Zarah yang mencari Firas. Hilangnya Firas tiba-tiba, membuat Zarah mencari hingga ke Inggris.
Kekuatan Dee seperti buku-buku dia yang lain adalah; narasi deskripsi yang ditulisnya biasa saja. Tapi entah mengapa maknanya sampai nyungsep dibagian hati paling dalam. Sama seperti cerita MADRE yang ia garap.

Auk deh!! Gimana Dee bisa secerdik ini menggarapnya.

Cerdik yang sama dia paparkan dalam dialog-dialog tajam dipertengahan novel. Terutama dialog Zarah bersama Abahnya yang bertikai tentang pencipta alam semesta. Kritis. Tapi wajib hati-hati untuk dibaca.
Hati-hati yang sama juga ketika saya baca penjabaran Dee tentang kisah turunnya Adam Hawa ke dunia. Dihalaman 98, Dee menjelaskan jika Adam  Hawa turun ke surga sebab dihasut oleh Iblis yang berubah wujud jadi ULAR.

Hmmm.. sebagai muslim saya tak pernah mendengar kisah iblis berubah menjadi ular untuk menghasut Adam Hawa di surga. Ragu saya berulang bertanya kebeberapa orang yang lebih mengerti. Ternyata menurut Alquran, iblis hanya menghasut/membisik. Sedangkan berubah menjadi ular diyakini diamini oleh kepercayaan lain di luar Islam.

Hmm..
Saya tak mengerti kenapa point penting ini bisa terlewatkan. Makanya tak heran, sejak awal muncul novel ini banyak desas desus yang beredar dibagian part ini. Menjadi permasalahan sebab tokoh yang diangkat Dee (Abah, Umi, Aisyah, Zarah, Firas, dll) berlatarkan kehidupan muslim. Judul PARTIKEL pun berasal dari nama ZARAH, yang dalam konteks Islam berarti hal terkecil/atom/partikel. Ini terungkap di jurnal terakhir Firas yang menjadi penutup novel tebal ini.

Secara keseluruhan, bagi penikmat sastra buku ini patut dibaca. KEREN sekali!
Dari PARTIKEL kita belajar dari Dee, bagaimana seorang penulis harus serius, sungguh-sungguh dan sabar menggarap novel yang tebalnya hampir 500 halaman ini.

Selamat membaca!


Yuk Baca Lagi!

0 komentar